YUK, SIMAK TIPS BERKARIER DI INDUSTRI GAME UNTUK PEREMPUAN!
Asosiasi Game Indonesia (AGI) bekerja sama dengan Goethe-Institut Indonesien untuk mengadakan festival game inovatif bernama “Gamechanger” di Goethe-Institut Jakarta. Acara ini menampilkan potensi game sebagai media yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mampu menyampaikan pesan-pesan sosial yang mendalam.
Seiring dengan kemajuan zaman, video game yang dulunya hanya berfungsi sebagai hiburan dan pengisi waktu luang, kini telah berkembang secara signifikan. Banyak permainan kini menyampaikan pesan-pesan positif yang kuat, yang mampu mendorong perubahan sosial. Tak sekadar itu saja, bahkan saat ini kaum perempuan mulai berkecimpungan di industri game seperti umumnya laki-laki.
Hal tersebut menjadi pembahasan yang menarik pada salah satu Talkshow di Festival Gamechanger 2024, yang diselenggarakan oleh Goethe-Institut Indonesien bersama Asosiasi Game Indonesia, Indonesian Women In Game, dan The Lazy Monday, di Jakarta Pusat, pada Sabtu (29/6/2024).
Dalam sesi bertajuk “Perempuan Penggerak Industri Game”, terdapat dua narasumber keren yaitu Lydia Ignacia dari Indie Games Group Indonesia, dan Dzikra Dzaqiyyah dari Digital Happiness, serta Riris Marpaung sebagai moderator Indonesian Women in Game.
Pada talkshow ini, Riris Marpaung menyoroti sebuah penelitian dari Women in Game, bahwa jumlah perempuan yang bermain game sekitar 50%, kemudian untuk pengembang game sekitar 25%. Meski laki-laki masih mendominasi, namun mulai terlihat bahwa perempuan semakin maju dalam industri ini.
Seperti halnya Lydia dan Dzikra, sebagai sosok perempuan yang sudah menggeluti bidang game, mereka turut memberi tips bagi kaum perempuan yang ingin mencoba berkarya dalam industri game.
Dalam sudut pandang Lydia sebagai lulusan Teknik Kimia, yang mungkin tidak sesuai dengan bidang ini. Untuk berkarier dalam bidang game, dia mencoba mengasah skill-nya dengan mengikuti komunitas untuk mendapat exposure, pengetahuan, serta mengikuti berbagai event yang berhubungan dengan game. sehingga akhirnya dia memutuskan untuk mengambil jenjang karier dalam bidang ini.
“Mungkin consider lebih aktif misalkan di function yang nggak direktrik dengan developer-nya dulu, jadi misalkan aktif di komunitas, misalnya di DGI, di IRI, tapi sedikit banyak teman-teman jadi punya exposure kenal sama orang-orang ini. Terus tau apa sih yang mereka posisikan, mungkin mulainya dari situ, atau ada event tuh apa aja sih gitu,” kata Lydia Ignacia, dalam sesi Talk Show.
“Terus sudah gitu sambil baru-baru belajar skill-skill yang sekiranya teman-teman ketahui in the future mau jadi orang apa, sih, gitu itu mungkin hal dari depannya,” lanjutnya.
Sedangkan Dzikra Dzaqiyyah sebagai lulusan computer science, yang saat ini sebagai Game Developer di Digital Happiness, menyatakan bahwa untuk membuat sebuah game bagi pemula, kamu hanya perlu membuat sesuai inspirasimu. Lalu yang tak kalah penting adalah ketika kamu ada kemauan untuk belajar.
“Buat teman-teman yang mau coba, nih, tentuin aja dulu mau cobanya apa. Kayak bikin yang game full pop atau cuma bikin rap-nya jalan juga fine banget sebenernya. Yang penting kayak dapat fundamentalnya. Nanti tuh di situ kalian bisa belajar lagi, oh ini udah oke, nih, gue bikin interaksi sama karakter lain,” ujar Dzikra Dzaqiyyah.
“Pasti lebih seneng orang yang emang mau belajar yang meskipun basic-nya bener-bener basic, tapi dia mau berkembang terus dan belajar terus itu pasti sebenernya bisa banget di sebuah studio, ya.” terangnya.
Apakah kamu salah satu perempuan yang ingin berkarier di industri game? Semoga tips ini bermanfaat, ya! Dapatkan info seputar game & esports di channel DensPlay!