Patut Diapresiasi, Inilah Fakta menarik Sejumlah Film Indonesia
Sejak tahun 1999, setiap tanggal 30 Maret masyarakat Indonesia memperingati Hari Film Nasional. Peringatan ini ditetapkan dalam upaya meningkatkan kepercayaan diri, motivasi para insan film Indonesia, khususnya prestasi karya anak bangsa yang dapat memajukan industri perfilman di Indonesia secara regional, nasional dan internasional. Pada tahun ini Hari Film Nasional mengusung tema "Bercermin Pada Masa Lalu, Merencanakan Masa Depan" yang bermakna sebagai semangat dalam membangun kebudayaan secara luas melalui sebuah film.
Salah satunya seperti film “Ngeri-Ngeri Sedap” garapan Bene Dion Rajagukguk yang menjadi perwakilan Indonesia di Piala Oscar 2023. Walaupun film yang menawarkan pesona dari budaya Indonesia dengan berlatarkan suku Batak ini tidak lolos nominasi kategori Best International Feature Film, setidaknya “Ngeri-Ngeri Sedap” sudah menaikkan kepercayaan diri atas kualitas perfilman Indonesia. Film keluarga bergenre drama komedi ini juga menawarkan jalan cerita yang menarik untuk masyarakat Indonesia hingga memperoleh 2.886.121 juta penonton dalam penayangannya.
Selain film “Ngeri-Ngeri Sedap”, film “Marlina, Si Pembunuh dalam Empat Babak” yang digarap oleh Mouly Surya turut serta mengangkat latar budaya Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari pengambilan latar daerah Sumba, Nusa Tenggara Timur seperti keindahan hamparan padang savana dan lautan dari pulau Sumba. Lewat film ini penonton akan diperkenalkan dengan tradisi Marapu, penggunaan aksesoris khas Sumba, alunan musik Sumba dan juga dialek bahasa Sumba. Film “Marlina, Si Pembunuh dalam Empat Babak” juga berhasil mengantongi sejumlah prestasi yang membanggakan bagi Indonesia, seperti festival film di Tokyo, Maroko, Polandia, Spanyol dan Filipina hingga menjadi perwakilan untuk Piala Oscar 2019. Meskipun film ini meraih banyak penghargaan namun hal tersebut tak cukup untuk menarik perhatian masyarakat, mengingat film ini hanya berhasil memperoleh 150.000 penonton setelah didistribusikan di 40 negara.
Selanjutnya terdapat film “Laskar Pelangi” garapan Riri Riza yang diadaptasi dari novel karangan Andrea Hirata dengan judul yang sama. Film “Laskar Pelangi” dirilis pada tahun 2008 dengan berlatarkan pulau Belitung. Film populer yang meraih 4.719.453 penonton ini memperlihatkan bagaimana bentuk budaya Belitung yang identik dengan budaya Melayu. Mulai dari bahasa, musik serta budaya masyarakat Timur ketika festival tahunan. Pemandangan indah yang dipertontonkan dalam film ini juga berhasil memperkenalkan keindahan pulau Belitung pada masyarakat luas yang membuat banyak orang tertarik untuk berwisata ke Belitung. Segudang penghargaan pun turut diraih oleh film ini, baik secara nasional maupun internasional yang semakin mengharumkan nama Indonesia di khalayak luas.
Berbicara soal penghargaan, film Indonesia secara terus menerus mengalami perkembangan melalui sejumlah capaian yang luar biasa yang diperoleh dalam skala nasional dan internasional. Pencapaian ini tentu memberikan dampak positif bagi industri perfilman Indonesia, diantaranya film “Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas” yang berhasil meraih penghargaan festival film di Locarno International Film Festival, Swiss dan Toronto International Film Festival, AS. Kemudian disusul dengan film “Yuni” yang meraih Red Sea International Film Festival dan Festival Film Internasional Toronto. Sedangkan untuk film “Penyalin Cahaya” sukses memecahkan rekor dengan meraih 12 Piala Citra FFI di Indonesia.
Tidak hanya itu saja capaian luar biasa perfilman di Indonesia dalam skala nasional pun turut terlihat melalui antusiasme masyarakat dalam menonton film karya anak bangsa, seperti film “KKN di Desa Penari” yang berhasil ditonton sebanyak 10.061.033 penonton, film “Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1” dengan 6.858.616 penonton dan film “Pengabdi Setan 2: Communion” dengan 6.391.982 penonton. Hal ini menjadi pertanda bahwa semakin tingginya apresiasi masyarakat terhadap film lokal dan memacu semangat bagi para industri film di Indonesia untuk terus menghasilkan karya-karya berkualitas lainnya.