Mengenal Cap Go Meh dalam Perayaan Tahun Baru Imlek
Cap Go Meh merupakan akhir dari perayaan besar Tahun Baru Imlek. Cap Go Meh merupakan salah satu perayaan yang dinanti-nanti bagi masyarakat Tionghoa. Perayaan Cap Go Meh diselenggarakan pada hari ke-15 setelah perayaan Imlek. Cap Go Meh bertujuan untuk menghormati dewa tertinggi di Dinasti Han. Perayaan ini juga dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur agar segala urusan dan keinginan di masa mendatang dapat berjalan lancar.
Arti Cap Go Meh
Sebutan Cap Go Meh di setiap wilayah berbeda-beda. Istilah Cap Go Meh berasal dari bahasa Hokkien yaitu "Chap Goh Meh" yang berarti malam kelima belas. Istilah ini umum digunakan oleh masyarakat Tionghoa di Indonesia dan Malaysia. Sedangkan di Tiongkok, perayaan ini dikenal dengan nama yuánxiāo jié. Selain itu, Cap Go Meh dalam konteks internasional disebut juga dengan Lantern Festival atau Festival Lentera (Lampion).
Sejarah Cap Go Meh
Festival Lentera telah dilakukan sejak era Dinasti Han, sekitar tahun 202 SM hingga 220 M. Sejarah Cap Go Meh diketahui berawal dari sebuah ritual penghormatan kepada Dewa Thai Yi pada masa pemerintahan Dinasti Han. Saat itu para biksu Buddha menyalakan lentera pada malam ke-15 Tahun Baru Imlek. Momen sakral ini dilakukan secara tertutup di kalangan istana dan para raja. Hingga akhirnya ketika masa pemerintahan Dinasti Han berakhir, perayaan ini kemudian diadopsi oleh masyarakat umum dan dirayakan secara lebih luas oleh berbagai kalangan.
Ada pula sebuah legenda yang mengisahkan asal muasal Festival Lentera ini. Dikisahkan, Kaisar Jade yang marah pada penduduk di sebuah kota karena membunuh burung bangau miliknya. Dia berencana ingin menghancurkan kota tersebut dengan cara membakarnya pada hari ke-15 bulan pertama kalender lunar. Namun, rencana itu digagalkan oleh putrinya yang menyarankan penduduk untuk menyalakan lentera di seluruh kota.
Kaisar Jade yang melihat cahaya berkobar dari lentera, mengira bahwa kota itu telah dilalap api, sehingga membatalkan rencananya. Kota tersebut pun terhindar dari amarah Kaisar Jade. Sebagai wujud rasa syukur, orang-orang terus memperingati momen ini dengan memasang lentera warna-warni di seluruh kota setiap hari ke-15 setelah Imlek.
Perkembangan Perayaan Cap Go Meh
Perayaan Cap Go Meh biasanya diawali dengan berdoa di vihara atau klenteng. Sesuai dengan sejarahnya, gemerlap dari festival lampion yang mewarnai perayaan ini memberi makna penerangan dan kelancaran rezeki. Didominasi dengan warna merah yang menjadi lambang kemakmuran, kebahagiaan dan kesejahteraan. Dipercaya bahwa pagelaran festival lampion yang meriah akan memberi jalan dan menerangi rezeki bagi kehidupan mereka.
Perayaan Cap Go Meh juga kurang lengkap tanpa kehadiran barongsai. Tradisi yang sudah sangat melekat dalam acara kaum Tionghoa ini biasanya dilakukan di sepanjang jalan besar dengan harapan bisa mengusir hal negatif serta membawa kesuksesan dan keberuntungan. Arak-arakan barongsai juga digelar dengan iringan musik khas Imlek yang sangat ikonik.
Hidangan Cap Go Meh
Selain gemerlap lampion, Cap Go Meh juga biasanya dilengkapi dengan hidangan khas Imlek yang wajib dihidangkan. Salah satunya mie panjang umur yang menjadi doa dan harapan untuk diberi kesehatan serta umur yang panjang. Untuk resep mie panjang umur, bisa dibaca di sini. Hidangan lainnya yang identik dengan Cap Go Meh adalah lontong Cap Go Meh. Pilihan hidangan ini muncul sebagai pengganti yuanxiao yang jarang ditemukan karena terbuat dari tepung beras. Sehingga, masyarakat saat ini membuatnya dalam versi lontong. Seporsi lontong Cap Go Meh umumnya terdiri dari isian lontong, ayam opor, sambal kentang, dan telur rebus.
Tentang Rasa : Masakan 19
Makanan Tionghoa lainnya bisa dinikmati di sebuah restoran bernama Masakan 19 yang berada di Jakarta Barat. Di sana kamu bisa mencicipi bakmi goreng, lumpia shanghai, fuyunghai, kodok goreng mentega, hingga mun tahu. Simak juga cerita dari sang pemilik dan juru koki yang sudah bertahun-tahun menjalankan bisnis masakan khas Tionghoa.
Rayakan Cap Go Meh yang jatuh pada hari Sabtu, 24 Februari 2024 di Indonesia dengan menonton Tentang Rasa : Masakan 19 di sini.