×

L O A D I N G

Pentas Putra Sang Maestro Hadirkan Komedi Satir Penuh Tawa

Lakon bertajuk “Putra Sang Maestro” menyajikan sebuah kisah satir yang menyentil tentang pemberian gelar “Sang Maestro” kepada seorang badut. Ditulis oleh Agus Noor, yang juga berperan sebagai sutradara, pementasan ini berlangsung di Teater Besar Taman Ismail Marzuki selama dua hari pada Kamis & Jumat, 14-15 November 2024.

Dibuka dengan atraksi panggung yang meriah dari badut jalanan serta iringan aransemen musik dan penari latar, pentas Putra Sang Maestro menghadirkan cerita yang dibumbui komedi bernada sindiran yang mengundang tawa.

Pementasan kali ini melibatkan sejumlah aktor ternama seperti Butet Kartaredjasa, Cak Lontong, Akbar Kobar, Endah Laras, Oppie Andaresta, Sri Krishna Encik, Mucle Katulistiwa, Marwoto, Susilo Nugroho, Wisben, dan Joened. Aksi panggung mereka tak hanya mengundang tawa, tetapi juga menyuguhkan dialog-dialog satir yang mencerminkan kondisi saat ini. Melalui komedi yang sangat dekat dengan isu-isu terkini, para pemain berhasil membawa penonton terhanyut dalam gelak tawa, yang seringkali diakhiri dengan tepuk tangan meriah.

Kisah Putra Sang Maestro berlatar seorang putra dari pemilik paguyuban Wayang Wong yang telah berdiri selama 50 tahun. Meskipun ia merupakan pewaris sah, sang putra enggan meneruskan kepemimpinan ayahnya, karena ingin bebas dari bayang-bayang sang ayah yang merupakan seorang “Maestro” wayang.

Ia memilih menjadi seorang badut, demi mengejar hati seorang gadis yang juga anak dari seorang seniman badut jalanan. Sang ayah, yang terhina dengan pilihan putranya, merasa bahwa keputusan tersebut menurunkan martabat keluarga. Untuk mengatasi hal ini, sang penasehat keluarga memberikan saran untuk mengangkat derajat badut dengan memberikan gelar “Sang Maestro”.

Namun, sejatinya sang ayah memiliki alasan tersendiri memberikan gelar tersebut, yaitu demi sang putra. Jadi, jika badut jadi profesi terhormat dengan pemberian gelar “Sang Maestro” ini, maka anaknya setidaknya bisa dianggap sebagai badut ‘terhormat’.

Sebagai penutup, pada akhir pertunjukan yang sekaligus menjadi pementasan terakhir tim Indonesia Kita untuk tahun 2024, Butet Kartaredjasa sebagai salah satu pendiri Indonesia Kita menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para penonton.

"Terima kasih sudah melakukan ‘ibadah’ kebudayaan bersama kami, pesannya tetap sama, jangan pernah kapok menjadi Indonesia," ujar Butet Kartaredjasa sekaligus menutup pentas.

Baca Juga : Tantangan Indonesia Kita Untuk Pentaskan Putra Sang Maestro

Untuk informasi pertunjukan lainnya, kamu bisa mengunjungi situs resmi Kayan Production di www.kayan.co.id.


Lokasi



Share this article

Rate this article



Rekomendasi Artikel Lainnya

Live Chat