×

L O A D I N G

Makna 4 Makanan Wajib Khas Bali di Hari Raya Galungan

Hari Raya Galungan adalah salah satu perayaan besar yang dirayakan oleh umat Hindu di Bali setiap 210 hari sekali. Di tahun ini, perayaan Galungan jatuh dua kali, yaitu pada tanggal 23 April 2025 dan kembali pada bulan November 2025.

Perayaan ini menjadi momen sakral yang menandai kemenangan dharma (kebaikan) atas adharma (kejahatan). Selain diisi dengan doa, persembahan kepada leluhur, dan kebersamaan keluarga, Galungan juga identik dengan beragam sajian kuliner khas Bali yang ternyata mempunyai makna tersendiri.

1. Lawar

Lawar merupakan makanan khas Bali yang wajib ada saat perayaan Galungan. Hidangan ini terbuat dari campuran daging cincang (babi, ayam atau bebek), sayuran, kelapa parut dan bumbu khas Bali seperti base genep (campuran bumbu seperti bawang merah, bawang putih, kencur, cabai, jahe, kunyit, lengkuas, dll). Lawar hadir dengan berbagai jenis, seperti lawar merah (dengan campuran darah babi segar) dan lawar putih (tanpa darah).

Lawar disajikan saat Hari Raya Galungan karena memiliki makna dan filosofi terkait dengan kebersamaan, kesetaraan dan gotong royong. Menjelang atau saat perayaan Galungan, tradisi ngelawar atau membuat hidangan lawar bersama-sama biasanya sering dilakukan sebagai simbol kebersamaan dan rasa syukur masyarakat Bali kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

2. Tum


Tum jadi salah satu makanan khas Bali yang selalu hadir saat Hari Raya Galungan. Makanan ini terbuat dari daging cincang (biasanya ayam, babi, atau ikan) yang dibungkus dengan daun pisang lalu dikukus hingga matang. Tum biasanya disajikan dari sisa lawar saat Hari Raya Galungan untuk memanfaatkan sisa-sisa lawar dan membuatnya lebih tahan lama.

Selain itu, tum merupakan bagian dari sajian ritual dan persembahan kepada leluhur selama perayaan Galungan. Hidangan ini merupakan lambang rasa syukur umat Hindu atas berkah dan keselamatan yang telah diterima.

3. Sate Lilit

Sate lilit sering hadir dalam berbagai perayaan dan upacara keagamaan di Bali, termasuk Galungan dan Kuningan. Makanan khas Bali satu ini terbuat dari beberapa jenis daging seperti babi, sapi, ayam hingga ikan laut. Berbeda dengan sate pada umumnya, tusuk sate lilit terbuat dari bambu berukuran lebar atau menggunakan batang sereh. Cara pembuatannya daging dililitkan pada tusuk satenya. Baca Resep Sate Lilit selengkapnya.

Sate lilit memiliki cita rasa yang gurih, manis dan sedikit pedas. Menikmati sate lilit tidak perlu menggunakan bumbu kacang seperti sate pada umumnya, sate lilit bisa langsung dinikmati tanpa sambal atau bisa ditambah dengan sambal matah. Sate lilit menyimbolkan masyarakat Bali yang selalu bersatu. Selain itu, sate lilit juga menjadi simbol kejantanan pria, sebab sate lilit sejak dulu hanya boleh dikerjakan oleh para kaum pria. Mulai dari meracik adonan hingga proses membakar juga hanya boleh dilakukan kaum pria.

4. Jaja Kaliadrem

Jaja kaliadrem adalah salah satu kue tradisional Bali yang selalu ada saat Hari Raya Galungan. Kue ini berbentuk seperti roti goreng segitiga dengan lubang di tengah dan memiliki rasa yang manis serta tekstur yang lembut. Bahan utama jaja kaliadrem adalah tepung beras yang dicampur dengan gula merah, gula pasir, kelapa parut, dan sedikit garam agar terasa gurih. Setelah adonan tercampur rata dan kalis, dibentuk menjadi segitiga, ditaburi wijen, lalu digoreng hingga matang.

Tak hanya enak untuk dinikmati sebagai kudapan, jaja kaliadrem juga punya peran penting dalam perayaan Galungan. Kue ini menjadi bagian dari sesajen yang dipersembahkan kepada leluhur dan dewa-dewi sebagai bentuk rasa hormat dan syukur.

Itulah makna dari 4 makanan khas Bali yang wajib ada saat Hari Raya Galungan. Cari tahu juga informasi seputar makanan dan resep hidangan lainnya di DensFood Channel.



Share this article

Rate this article



Rekomendasi Artikel Lainnya

Live Chat