Dens.tv menghadirkan Jakarta Fashion Week 2022
Jakarta Fashion Week (JFW) 2022 digelar dalam format virtual yang ditayangkan di channel DensLife&Style pada 25-28 November 2021 yang lalu. Tahun ini, JFW menghadirkan koleksi dari sekitar 70 desainer dan brand Tanah Air.
Pekan fashion terbesar se-Asia Tenggara ini bertemakan “Excellence in Disruption” dengan mempersembahkan pilihan fashion yang lebih praktis dan fungsional. Hal ini sejalan dengan menyambut masa normal yang baru, tren fashion global juga mengedepankan kenyamanan dan praktikalitas.
“Disrupsi yang terjadi membuat desainer dan label harus lebih peka terhadap konsumen dan harus bisa beradaptasi terhadap digital agar mereka bisa menjadi unggul. Oleh karena itu, kita menyebutnya ‘Excellence in Disruption’. Agar tetap bisa relevan di tengah ketatnya kompetisi, setiap pelaku harus siap menghadapi perubahan disruptif ini,” ungkap Svida Alisjahbana, Ketua Umum JFW, sekaligus Direktur Utama GCM Group
Seperti biasa, JFW mempersembahkan koleksi dari para finalis Lomba Perancang Mode (LPM), Fashion Force Award, Indonesia Fashion Forward, dan Dewi Fashion Knights. JFW juga memberikan sorotan untuk desainer dan brand yang menjadikan sustainability sebagai misi utamanya. Beberapa di antaranya adalah Rinda Salmun, Sejauh Mata Memandang, dan pijakbumi.
City Pop ala Jepang menjadi ide menarik di Lomba Perancang Mode 2021
Tidak hanya nama-nama yang sudah terkenal, JFW 2022 juga memberikan ruang bagi para desainer muda lewat program Lomba Perancang Mode (LPM) 2021. Dari 10 karya desainer finalis yang mengikuti LPM 2021, salah satu yang menarik yaitu perancang Frederika Cynthia yang membuka panggung final LPM sekaligus memperkenalkan tranformasi brand-nya. Setelah sekitar dua setengah tahun ia berkarya di bawah naungan label EUREKA, koleksi “Retronation” menandakan awal dari label FREDERIKA.
Koleksi FREDERIKA yang dilakukan Frederika Cynthia terinspirasi dari musik City Pop yang muncul dan popular di Jepang era 1970-1980an. Melalui City Pop, ia menjadikan sebuah subculture yang diadaptasikan ke koleksi terbarunya “Retronation” yang berarti ‘retro’ dan ‘coronation’.
Retronoation mengusung tekstil yang diproses dengan metode hand-drawn untuk mendapatkan warna-warni yang berani sesuai inspirasi budaya pop Jepang. Metode hand-drawn ini pula yang memungkinkan setiap helai tekstil yang dihasilkan tampil one-of-a kind, menambah nilainya sebagai busana siap pakai yang pantas dikoleksi.
Sebelumnya ia berfokus mengeksplorasi tekstil-tekstil handmate, terutama batik dan menggunakan katun sebagai material utamanya. Kali ini materialnya menggunakan kaos dan rib. Bahkan juga menampilkan alas kaki berupa sandal dan heels yang bisa digunakan sehari-hari.
Sementara, siluet-siluet yang ia tampilkan untuk koleksi ini banyak menghadirkan loose cut. Harapannya kemudian orang-orang bisa merasa lebih nyaman dengan koleksi yang ditawarkan. Khususnya bagi mereka yang memilih untuk tidak terlalu memperlihatkan lekuk tubuh.
Pemenang diumumkan pada hari Minggu, 28 November 2021 di akun instagram @jfwofficial. Pemenang pertama diraih Adrie Basuki yang sekaligus mendapat APR Award Asia Pacific Rayon, pemenang kedua diraih Widi Asari, dan pemenang ketiga diraih oleh Matias Abednego. Ada pula pemenang favorit yang jatuh kepada Gabriela Novita.
Fashion Force Awards
Berbeda dengan Lomba Perancang Mode, Fashion Force Awards dirancang untuk mengapresiasi early established brand. Brand yang ikut serta setidaknya mesti sudah berdiri minimal tiga tahun, mempunyai toko baik online maupun offline, dan punya portofolio yang menunjukkan konsistensi mereka berproduksi.
Tahun ini ada tiga local brand yang dinilai para juri bagus dalam prihal kemantapan model bisnis. Ketiganya adalah MKS, S.RW, dan Masou Atelier menjadi finalis ajang penghargaan tahunan bagi emerging new designer and brand Indonesia.
MKS, footwear brand asal Bandung, menampilkan koleksi yang terinspirasi dari perubahan gaya hidup ke era new normal. Fitriya Vidyawati, Founder & CEO dari MKS Shoes, mencoba menjawab perubahan gaya hidup yang mulai hybrid ini lewat alas kaki yang dibuatnya.
Indonesia Fashion Forward
Runway show Indonesia Fashion Forward terbagi dalam dua kali penampilan di hari yang berbeda, yaitu pada Jumat, 26 November 2021 yang menampilkan Danjyo Hiyoji, i.K.Y.K, Nurzahra. Kemudian yang kedua pada hari terakhir, Minggu, 28 November 2021 yang memperagakan tiga desainer alumnus program inkubator fashion lokal, Alex[a]lexa, Milcah dan RiaMiranda. Tampil juga Pijakbumi yang ikut memberikan kesan mendalam tentang hutan di panggung JFW 2022.
Di JFW 2022, Danjyo Hiyoji tidak hanya tampil di satu runway show, namun dua kali. Salah satunya di Indonesia Fashion Forward, dengan koleksinya bertajuk “Halfway”. Dana Maulana dan Liza Masitha, pendiri Danjyo Hiyoji, berkolaborasi dengan seniman Bunga Yuridespita. Koleksi Danjyo Hiyoji terinspirasi dari kejadian saat ini, menggambarkan sebuah ringkasan perjalanan yang penuh harapan. Cocok sekali dengan koleksi Bunga Yuridespita yang karyanya diambil dari pengalaman sehari-harinya di ruang pribadi. Dari sepatu, kaus kaki, topi, syal dan tas dipadu tampilannya sedemikian rupa, sehingga saling melengkapi.
Berbeda dengan Nurzahra yang baru pertama kalinya menampilkan karyanya setelah 12 tahun berkeliling dunia dari Tokyo Fashion Week, Museum Angewandte Kunst di Frankfrut, hingga Africa Fashion Exchange 2019. Karya Nurzahra terinspirasi oleh perubahan yang dihadapi dunia selama hampir dua tahun terakhir, digambarkan dengan air dalam berbagai bentuknya. Karyanya tercipta dari bahan daur ulang, khususnya botol plastik. Mode sederhana dengan banyak warna berbeda, seperti hijau segar, hijau hutan, biru berkabut, ungu, hingga hitam yang bertemu dengan corak batik Cirebon yang indah penuh harmoni.
Sedangkan Alex[a]lexa yang menyegarkan runway dengan kombinasi koleksi warna pink dan hijau neon. Sepintas, kombinasi warna dan pilihan styling Monique Soeriaatmadja untuk koleksi Alex[a]lexa in terlihat childish. Namun, ia juga mengombinasikan aksen-aksen kerut, lengan balon, dan potongan babydoll yang childlike dengan pieces yang lebih structured dan terkesan “grown up”.
Keceriaan dalam koleksi Alex[a]lexa ini rupanya sebentuk eskapismenya dari situasi pandemi. Berjudul “Ideas of Utopia”, Monique mengambil inspirasi dari hal-hal yang menyenangkan hatinya: piknik, warna-warna pastel, bebungaan, serta permen. Itulah sebabnya koleksi ini terkesan begitu manis dan fun!
Milcah mengeksplorasi desain dengan tema “Asha” yang berarti harapan ke dalam pakaian luxury ready-to-wear yang sophisticated dengan sentuhan detail yang intricate. Tujuh koleksinya tampil dengan warna nude yang soft dan subtle, sebagai simbolisasi penuh harap. Sementara aplikasi detail-detail kecil hadir dalam warna cerah yang menarik perhatian.
Pagelaran Indonesia Fashion Forward terakhir ada RiaMiranda yang terinspirasi dari ragam karya seni di berbagai negara. Berbagai inspirasinya itu kemudian coba dihadirkan secara bersamaan lewat teknik patch, menabrakkan dua sampai tiga motif berbeda, atau warna-warna berbeda.
Pilihan artistik ini, ditambah pilihan palet warna yang soft, membuat koleksi RiaMiranda terasa playful tanpa terasa berlebihan. Aksen lain yang juga mencuri perhatian dari koleksi Ria Miranda ini adalah detail bordir dan sulaman yang dikerjakan Ria Miranda bersama sebuah rumah jahit yang mempekerjakan para ibu. Lewat koleksi ini, Ria juga ingin memberi sorotan kepada keterampilan para ibu di rumah jahit tersebut.
Ketiga brand lokal, Alex[a]lexa, Milcah dan RiaMiranda dipadukan dengan koleksi alas sepatu asal Bandung, Pijakbumi yang menghadirkan koleksi terbaru mereka, “Hara”. Namanya diambil dari zat yang diperlukan semua makhluk hidup untuk tumbuh dan berkembang. Koleksi ini merupakan inisiatif untuk membayar pajak karbon yang dihasilkan dari 200 pasang sepatu yang mereka produksi.
Terdapat dua model yang diproduksi Pijakbumi yaitu Mava Derby untuk perempuan dan Mori Mid Top Sneakers untuk unisex. Koleksi sepatu Hara ini dibuat dari bahan-bahan alami, seperti limbah serbuk kayu pinus, kain rami yang ditenun dengan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) dan kain katun daur ulang yang diwarnai secara alami. Bahan-bahan alami ini diharapkan untuk mengingatkan kembali bahwa hutan adalah rumah yang menaungi bumi dan penduduknya.
Dewi Fashion Knights menjadi puncak pergelaran JFW
Dari tahun ke tahun, Dewi Fashion Knights merupakan puncak pergelaran Jakarta Fashion Week. Tahun ini, panggung fashion kembali hadir untuk menampilkan mahakarya dari tiga desainer kenamaan Indonesia.
Ada BYO yang menghadirkan dunia-dunia baru nan futuristik lewat karya-karyanya. Kemudian Major Minor yang menciptakan karya seni praktikal lewat tiap helai pakaian yang diciptakan. Terakhir ada Tulola, desainer art jeweler asal Bali yang telah mengadaptasi keterampilan emas dan perak tradisional untuk konteks hari ini.
Seluruh rangkaian Jakarta Fashion Week 2022 ini berkolaborasi dengan berbagai pihak lainnya, seperti CBN Fiber, Dens.tv, TikTok, Lassale College Jakarta, Senayan City, dan masih banyak lagi.